Tim Pengabdian Masyarakat ITB Ajak Warga Subang Olah Serat Nanas dan Limbah Kerudung Jadi Karya Tapestry Bernilai Jual
Tim Pengabdian Masyarakat ITB Ajak Warga Subang Olah Serat Nanas dan Limbah Kerudung Jadi Karya Tapestry Bernilai Jual
Oleh:
Dr. Dian Widiawati, S.Sn., M.Sn., Drs. Zaini Rais, M.Sn., Dr. Achmad Haldani Destiarmand, M.Sn., Ferrarizkia Svetlana Ramadhiva, M.Ds., Ken Kayla, S.Ds., Smaradhina, M.Ds., Andianne Gwyneth Nugroho, S.Ds., dan Ahmad Faozi.
Subang, Jawa Barat – Kabupaten Subang, yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil nanas terbesar di Jawa Barat, tidak hanya menyimpan potensi pada buahnya, tetapi juga pada limbah pertanian berupa serat daun nanas yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, industri tekstil di Bandung turut menghasilkan limbah kain kerudung dalam jumlah besar, yang apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menambah beban pencemaran lingkungan. Melihat permasalahan sekaligus peluang tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Kelompok Keilmuan Kriya dan Tradisi, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menginisiasi sebuah workshop tenun dan tapestri yang melibatkan warga Subang sebagai upaya pemanfaatan limbah berbasis kriya dan desain.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 14 Agustus 2025 di Kabupaten Subang dan diikuti oleh tujuh peserta yang berasal dari kalangan perajin lokal, ibu rumah tangga, dan pemuda desa yang memiliki ketertarikan pada kerajinan tekstil. Workshop berfokus pada pengenalan dan praktik teknik tapestri seni tenun dekoratif yang mengutamakan permainan tekstur, warna, dan komposisi visual sebagai medium untuk mengolah serat daun nanas dan limbah kain kerudung menjadi produk hias dinding yang bernilai estetik serta berpotensi ekonomis.
Tim pengabdian terdiri dari Dr. Dian Widiawati, S.Sn., M.Sn., Drs. Zaini Rais, M.Sn., Dr. Achmad Haldani Destiarmand, M.Sn., Ferrarizkia Svetlana Ramadhiva, M.Ds., Ken Kayla Smaradhina, M.Ds., Andianne Gwyneth Nugroho, S.Ds., Ahmad Faozi, dan Kembang P. Ilalang. Workshop ini juga menghadirkan Ibu Nur, seorang perajin tapestry dari Bandung, sebagai pengajar tamu yang membimbing peserta mulai dari tahapan dasar hingga penyusunan komposisi visual dalam karya tapestri.
Limbah kain kerudung yang dibawa dari Bandung dipadukan dengan serat daun nanas hasil olahan warga Subang yang sebelumnya dikeringkan dan disisir hingga siap digunakan. Peserta mendapatkan pelatihan mulai dari persiapan material, pemintalan sederhana, pemilihan warna, teknik simpul dan tenun dasar, hingga proses finishing karya. Melalui pendekatan praktik langsung, peserta dapat merasakan karakter material yang berbeda, serat daun nanas yang bertekstur kaku dan alami, serta kain kerudung yang lembut dan berwarna sehingga menghasilkan karya dengan kombinasi estetika yang unik.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka wawasan masyarakat bahwa limbah pertanian dan tekstil dapat menjadi sumber daya kreatif baru jika dikelola dengan pendekatan desain dan kriya,” ujar Dr. Achmad Haldani Destiarmand, M.Sn., selaku dosen pembimbing. “Kami melihat potensi besar bagi masyarakat Subang untuk mengembangkan produk tapestry sebagai lini usaha kreatif yang berkelanjutan, terutama dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah.”
Sementara itu, Ibu Nur menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta. “Mereka cepat memahami teknik dasar tapestry dan berani mengeksplorasi komposisi. Beberapa karya bahkan sudah menunjukkan kualitas yang layak untuk dipasarkan sebagai produk hiasan dinding,” ungkapnya.
Hasil karya para peserta menunjukkan perpaduan menarik antara warna lembut kain kerudung dan tekstur organik serat daun nanas, menciptakan estetika yang memadukan kesan natural dan kontemporer. Karya-karya tersebut tidak hanya menjadi bukti bahwa material alternatif dapat menghasilkan produk bernilai seni, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kreativitas dapat menjadi solusi keberlanjutan dalam konteks lokal.
Melalui kegiatan ini, tim pengabdian FSRD ITB berharap keterampilan tapestry dapat menjadi keterampilan baru bagi masyarakat Subang, baik sebagai bentuk ekspresi seni maupun peluang usaha yang ramah lingkungan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengembangkan ekosistem kerajinan berbasis limbah di wilayah Subang.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini terlaksana berkat dukungan penuh Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) serta kerja sama dengan Bapak Efrizal, Ketua Koperasi Singgalang, Desa Sarireja, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, yang turut memfasilitasi kebutuhan lokasi dan koordinasi warga setempat.